Kaki bionik, mengintegrasikan manusia dan mesin


Craig Hatto sedang menguji coba kaki bionik (foto: John Russell)
Kemajuan teknologi bionik kini memasuki babak baru. Universitas  Vanderbilt berhasil merancang sebuah kaki bionik setengah robot. Tidak seperti kaki palsu konvensional, kaki bionik ini memiliki sensor dan tenaga yang membantu gerakan pemakainya.
Perangkat ini menggabungkan teknologi mekanik dan sensor yang dikendalikan komputer. Sumber tenaganya berasal dari baterei yang menggerakkan motor listrik. Dengan berat yang relatif ringan, sekitar 4,5 kilogram alat ini bisa beroperasi selama 3 hari atau 13-14 kilometer jalan kaki.
Sensor berfungsi untuk memantau gerakan penggunanya, kemudian mengirimkan data ke mikroprosesor yang telah diprogram secara khusus. Dengan menggunakan data ini, komputer akan memprediksi apa yang akan dilakukan pengguna dan memfasilitasi gerakan pengguna. Tenaga motor akan bekerja dengan mengoperasikan bagian sendi dan lutur secara serempak.
“Sebuah kaki pasif selalu selangkah dibelakang saya. Kaki ini hanya sepersekian detik di belakang,” tutur Craig Hutto, 23 tahun, yang kaki kanannya diamputasi karena gigitan ikan hiu. Craig berkesempatan menguji perangkat ini.
Dari uji coba yang sudah dilakukan, kaki ini mampu meningkatkan kecepatan jalan pemakainya hingga 25 persen dibanding dengan kaki palsu biasa. Pemakainya pun hanya mengeluarkan 30-40 persen tenaga mereka sendiri untuk mengoperasikan alat ini.
Para perancangnya meanambahkan kemampuan “anti sandung”. Sebuah kalkulasi komputer yang akan bereaksi ketika pemakai mengalami sandungan. Kaki palsu pintar ini secara otomatis akan menyesuaikan keseimbangan agar si pemakai tidak jatuh.
“Perangkat kami menggambarkan kemajuan kita untuk mengintergrasikan manusia dengan mesin,” kata Michael Goldfarb, profesor teknik mesin dari Universitas Vanderbilt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar